Kondisi: Bekas, Tersampul
Judul: Tuhan Tidak Perlu Dibela
Penulis: Abdurrahman Wahid
Penerbit: LKiS
Tahun Terbit: 2012, Cetakan Ketujuh
Tebal: 312 hlm.
Deskripsi:
Di era 1980-an, Gus Dur aktif menulis esai-esai di berbagai media teremuka. Esai-esainya itu bukan hanya inspiratif, tapi revolusioner: merubah pola pikir kebangsaan dan keagamaan kita. Esai-esai itu kemudian terbit menjadi buku berjudul “Tuhan Tak Perlu Dibela”. Berikut ini quote-quote Gus Dur dalam buku itu:
“Islam Yes, Partai Politik (Islam) No!” (Gus Dur)
“Apakah yang akan dikenakan nabi Muhammad, seandainya beliau hidup di masa kini? Tetap berjubah sajakah, seperti orang Arab dari pedalaman semenanjung bergurun luas itu, ataukah mengenakan pakaian “lebih universal”, seperti celana, dasi, dan jas? (Gus Dur)
“Allah itu Maha Besar. Ia tidak memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia ada, apapun yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya.” (Gus Dur)
“Al-Hujwiri mengatakan: Bila engkau menganggap Allah itu ada hanya karena engkau yang merumuskannya, hakikatnya engkau sudah menjadi kafir. Allah tidak perlu disesali kalau Dia menyulitkan kita. Juga tidak perlu dibela kalau orang menyerang hakikat-Nya.” (Gus Dur)
“Ternyata kepentingan nasional memiliki hukum-hukumnya sendiri, yang dalam banyak hal ‘dimanfaatkan’ untuk kepentingan agama. Ia dapat menciptakan ikatan kebangsaan untuk mengkonkretkan hidup beragama. Tidak sebaliknya.” (Gus Dur)
“Bukankah masalah ketuhanan memang rumit? Mungkin sengaja dibuat rumit oleh Tuhan, agar kita tertuntut untuk senantiasa berada dalam upaya pencarian hakikat-Nya, walaupun itu tidak akan pernah tercapai. Upayanya yang penting, bukan tercapainya hasil mutlak.” (Gus Dur)
“Al-Qur’an sudah menetapkan agama yang benar disisi Allah adalah Islam. Namun tidak berarti negara tidak boleh memberikan perlakuan yang sama kepada semua agama. Sebaliknya, keutuhan negara hanya akan tercapai kalu ia memberikan perlakuan yang sama dimuka hukum.” (Gus Dur)
“Persamaan teologis antara dua agama tidak akan mungkin ada – kalau diartikan sebagai hak merumuskan kebenaran mutlak Tuhan. Namun persamaan kedudukan dimuka hukum dapat ditegakkan, selama ada yang memberi perlakuan sama.” (Gus Dur)
“Membiarkan terjadinya korupsi besar-besaran dengan menyibukkan diri dengan ritus-ritus hanya akan berarti membiarkan berlangsungnya proses pemiskinan bangsa yang semakin melaju.” (Gus Dur)
“Semakin tinggi martabat manusia yang menjadi pemeluknya maka semakin tinggi pula martabat agama itu sendiri.” (Gus Dur)
“Islam harus dipagari rapat-rapat dari kemungkinan penyusupan gagasan yang akan merusak kemurniannya. Tanpa disadari, mental seperti itu justruvmerupakan pengakuan terselubung akan kelemahan Islam.” (Gus Dur)
“Marx harus diikuti analisisnya terhadap keadaan, tetapi jangan begitu saja dituruti dalam kesimpulan. Dengan kata lain, Marxisme haruslah dipahami sebagai kenyataan sejarah, tetapi belum tentu memiliki kebenaran transendental.” (Gus Dur)
“Di negeri kita demokrasi belum lagi tegak dengan kokoh masih lebih berupa hiasan luar bersifat kosmetik daripada sikap yang melandasi pengaturan hidup yang sesungguhnya.” (Gus Dur) | (Suara Sahabat)
*Buku ini dapat kamu pesan melalui SMS ke nomor 085891444731 dengan menyertakan: nama lengkap, alamat pengiriman lengkap, nomor handphone, dan judul buku.
0 komentar:
Posting Komentar